TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
A.
Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan
ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan
produksi barang dan jasa yang sama besarnya.
Pertambahan
potensi memproduksi sering kali lebih besar dari pertambahan produksi yang
sebenarnya. Dengan
demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya
Prof.
Simon Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi itu adalah kenaikan jangka
panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang
barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan
teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang diperlukannya
Definisi ini memiliki tiga
komponen :
1.
Pertumbuhan
ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan
barang.
2.
Teknologi
maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang
kepada penduduk.
3.
Penggunaan
teknologi secara luas dan efisien memerlukan penyesuaan di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang
dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara tepat dimanfaatkan.
4.
Teori
pertumbuhan ekonomi sebagai penjelasan mengenai faktor mengenai faktor – faktor
apa yang menentukan kenaikan ouput
per kapita dalam jangka panjang, dan mengenai bagaimana faktor mengenai bagaimana faktor – faktor tersebut
berinteraksi faktor satu sama lain sehingga terjadi
proses pertumbuhan.
Dengan
kata lain dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah proses
perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
B. Faktor-faktor
Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi adalah:
1.
Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan
proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya
manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya
proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku
subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan.
2.
Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara
berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses
pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber
daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3.
Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses
pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia
digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas
dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada
akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan
dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat
berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat
juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan
diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya.
Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5.
Sumber Daya Modal
Sumber daya modal
dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK.Sumber
daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi )
Faktor-faktor yang
menghambat pertumbuhan ekonomi diantaranya adalah :
1.
Korupsi
Korupsi akan mempersulit
pembangunan karena akan membuat kekacauan dan ketidakefisienandalam
pembelanjaan.
Inflasi akan berdampak
pada menurunnya indeks kepercayaan konsumen karena masyarakat cenderung
mengurangi belanja karena berhati-hati terhadap resiko kenaikkan harga tinggi.
3.
Tingkat suku bunga
Tingkat suku bungan akan mempengaruhi investasi.
4.
Kenaikkan harga bahan
bakar minyak
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional karena dampak kebijakan tersebut
menimbulkan "multiplayer effect" menyeluruh terhadap perekonomian.
5.
Situasi keamanan yang
tidak kondusif
Ada beberapa pandangan untuk menciptakan kondisi
ekonomi yang kokoh dibutuhkan stabilitas politik dan keamanan. Investor yang
pada saat ini dianggap sebagai salah satu yang berperan dalam pertumbuhan
ekonomi suatu negara tidak akan mau menanamkan modalnya (investasi jangka
pendek maupun jangka panjang) jika keamanan tidak stabil.
C.
Perbedaan dan Persamaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Sedangkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikkan pendapatan total
dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan
adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
negara.
Pembangunan
ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar
proses pembangunan ekonomi.
Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi yaitu :
Pertumbuhan ekonomi :
1.
Merupakan
proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang
2.
Tidak
memperhatikan pemerataan pendapatan
3.
Tidak
memperhatikan pertambahan penduduk
4.
Belum
tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
5.
Pertumbuhan
ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi:
1.
Merupakan
proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapital.
2.
Memperhatikan
pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
3.
Memperhatikan
pertambahan penduduk.
4.
Memperhatikan
pertambahan penduduk.
5.
Pembangunan
ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi memiliki persamaan yaitu :
1.
Kedua-duanya
merupakan kecenderungan di bidang ekonomi
2.
Pokok
permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita
3.
Kedua-duanya
menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.
4.
Kedua-duanya
berdampak pada kesejahteraan rakyat
Indikator yang digunakan untuk
menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu :
1.
Produk
Domestik Bruto (PDB),yaitu nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan
negara asing.
2.
Produk Nasional Bruto (PNB), yaitu nilai
barang dan jasa yang dihitung hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh
faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang
pendapatan nasionalnya dihitung.
1.Teori-Teori Pertumbuhan
Ekonomi
1. ALIRAN
HISTORIS
Aliran
ini melihat pembangunan berdasarkan perspektif sejarah, metode ini bersifat
induktif empiris dengan tokoh-tokohnya adalah :
1. Friedrich List, menurut dia system liberalisme yang laisezz
– faire dapat menjamin alokasi sumberdaya secara optimal. Perkembangan ekonomi
tergantung pada peranan pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan
kebudayaan. Perkembangan ekonomi akan terjadi jika dalam masyarakat ada
kebebasan dalam politik dan kebebasan perorangan, fungsi pemerintah disini adalah
melindungi kepentingan golongan lemah diantara masyarakat. Pendekatan List
perkembangan melalui 5 tahap yaitu tahap primitive, beternak, pertanian,
pertanian dan industri pengolahan dan akhirnya pertanian, industri pengolahan
dan perdagangan. Pendekaan List didasarkan pada cara berproduksinya.
2. Bruno
Hildebrand, mengemukakan adanya evolusi dalam perekonomian masyarakat, dan
perkembangan ekonomi didasarkan pada cara distribusi yang digunakan. Karena itu
dia mengemukakan adanya tiga cara berdistribusi , yaitu : 1. Perekonomian
Barter (natura), 2. Perekonomian uang, 3. Perekonomian Kredit.
3. Karl Bucher, pendapatnya
merupakan sintesa dari dua terdahulu sehingga menurutnya perkembangan ekonomi
melalui tiga tahap, yaitu:
a)
Produksi
untuk kebutuhan sendiri (subsisten).
b)
Perekonomian
kota dimana pertukaran sudah meluas.
c)
Perekonomian
nasional dimana pedagang semakin menjadi penting dalam geliat ekonomi.
4. Walt Whitman
Rostow, teori pembangunan ekonominya sangat popular dan paling banyak
mendapatkan komentar dari para pakar.
WW Rostow (The Stages
of Economic Growth / 1960) memilih pembangunan ekonomi bisa dibedakan menjadi 5
tahap, yaitu:
1.
Masyarakat
Tradisional (the traditional society)
Perekonomian
pada masyarakat tradisional cenderung bersifat subsisten.Dalam perekonomian
macam ini sector pertanian memegang peranan penting.Pemanfaatan teknologi dalam
sistem produksi masih sangat terbatas.Hal ini menyebabkan barang-barang yang
diproduksi sebagian besar adalah komoditas pertanian dan bahan mentah
lainnya.Struktur sosial kemasyarakatan pada masyarakat tradisional bersifat
berjenjang.Kemampuan penguasaan sumberdaya yang ada masih sangat dipengaruhi oleh
hubungan darah dan keluarga.
2.
Prasyarat
untuk tinggal landas (the preconditions for take-off)
Merupakan
proses transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri. Sektor
industri mulai berkembang di samping sektor pertanian yang masih memegang
peranan penting.Tahap ini merupakan tahap yang menentukan bagi persiapan menuju
ke tahap pembangunan selanjutnya, yaitu tahap tinggal landas. Pada tahap ini,
perekonomian mulai bergerak dinamis, industri-industri bermunculan,
perkembangan teknologi pesat, dan lembaga keuangan resmi sebagai penggerak dana
masyarakat mulai bermunculan, serta terjadi investasi besar-besaran terutama
pada industry manufaktur.
3.
Tinggal
landas (the take-off)
Merupakan
tahap yang menetukan dalam keseluruhan proses pembangunan bagi kehidupan
masyarakat. Pengalaman negara-negara Eropa menunjukkan bahwa tahap ini berlaku
dalam waktu yang relative pendek yaitu kira-kira dua dasawarsa. Dalam tahap ini
akan terjadi Revolusi industri yang berhubungan erat dengan revolusi metode
produksi. Tinggal landas didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling
berkaitan sebagai berikut :
a)
Kenaikan
laju investasi produktif antara 5-10% dari pendapatan nasional.
b)
Perkembangan
salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan laju pertumbuhan.
c)
Hadirnya
secara cepat kerangka politik, social, dan institusional yang menimbulkan
hasrat ekspansi di sector modern, dan dampak eksternalnya akan memberikan daya
dorong pada pertumbuhan ekonomi.
Prasyarat
pertama dan kedua sangat berkaitan erat satu sama lain. Kenaikan laju investasi
produktif antara 5-10% dari GNP pada akhirnya akan menyebabkan pertumbuhan yang
tinggi pada sektor-sektor dalam perekonomian, khususnya sektor manufaktur.
Sektor manufaktur diharapkan memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi karena
sektor tersebut merupakan indicator dalam perkembangan industrialisasi yang
dilakukan.Di samping itu sektor manufaktur adalah sektor yang memiliki
keterkaitan besar dengan sektor-sektor lainnya. Jika sektor manufaktur
berkembang pesat, maka sektor-sektor lain pun akan terpengaruh untuk berkembang
pesat pula. Pada akhirnya pertumbuhan sektor ini akan berakibat pada
perkembangan GNP yang lebih tinggi dari kondisi semula.
Prasyarat ketiga ini
menunjukkan kesadaran Rostow bahwa perubahan perekonomian pada dasarnya
merupakan konsekuensi dari perubahan motif dan inspirasi nonekonomi dari
seluruh lapisan masyarakat. Artinya perubahan ekonomi dalam skala besar tidak
akan terjadi selama tidak ada iklim kondusif yang memungkinkan perubahan
tersebut. Iklim kondusif tersebut adalah perubahan faktor-faktor nonekonomi
dari masyarakat yang sejalan dengan proses pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
4.
Menuju
kedewasaan (the drive to maturity)
Ditandai
dengan penerapan secara efektif teknologi modern terhadap sumberdaya yang
dimiliki.Tahapan ini merupakan tahapan jangka panjang di mana produksi
dilakukan secara swadaya. Tahapan
ini juga ditandai dengan munculnya beberapa sektor penting yang baru. Pada saat
suatu negara berada pada tahap kedewasaan teknologi, terdapat tiga perubahan
penting yang terjadi, yaitu :
a)
Tenaga
kerja berubah dari tidak terdidik menjadi terdidik
b)
Perubahan
watak pengusaha dari pekerja keras dan kasar berubah menjadi menajer yang halus dan sopan
c)
Masyarakat
jenuh terhadap industrialisasi dan menginginkan perubahan lebih jauh
5.
Masa
konsumsi tinggi (the age of high mass- consumption).
Merupakan
tahap akhir dari tahapan pembangunan yang dikemukakan oleh Rostow. Pada tahap
ini ditandai dengan terjadinya migrasi besar-besaran dari masyarakat pusat
perkotaan ke pinggiran kota, akibat pembangunan kota sebagai sentral bagi
tempat bekerja. Penggunaan alat transportasi pribadi maupun umum merupakan
suatu hal yang sangat dibutuhkan.Pada fase ini terjadi perubahan orientasi dari
pendekatan penawaran (supply side) menuju ke pendekatan permintaan (demand
side) dalam sistem produksi yang dianut.Sementara itu terjadi pergeseran
perilaku ekonomi yang semula lebih banyak menitikberatkan pada sisi produksi,
kini beralih ke sisi konsumsi. Berikut ini terdapat tiga kekuatan utama yang
cenderung meningkatkan kesejahteraan dalam tahap konsumsi besar-besaran :
Penerapan kebijakan
nasional guna meningkatkan kekuasaan dan pengaruh melampaui batas-batas
nasionalIngin memiliki satu negara kesejahteraan (welfare state) dengan
pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil melalui pajak progresif,
peningkatan jaminan sosial, dan fasilitas hiburan bagi pekerja.Keputusan untuk
membangun pusat perdagangan dan sektor penting seperti mobil, jaringan rel
kereta api, rumah murah, dan berbagai peralatan rumah tangga yang menggunakan
listrik dan sebagainya.
Dasar pembedaan yang
dicuatkan Rostow adalah karekteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial dan
politik. Perubahan merupakan proses transformasi masyarakat tradisional menjadi
masyarakat modern dan merupakan proses yang multidimensional. Selain itu Rostow
juga mengemukakan bahwa perubahan akan berdampak pada :
·
Perubahan
orientasi ke dalam bergeser pada orientasi ke luar
·
NKKBS
·
Perubahan
pola Investasi
·
Perubahan
sikap hidup dan adat istiadat.
Masyarakat
tradisional adalah masyarakat yang fungsi produksinya terbatas dan ditandai
oleh cara berproduksi yang primitive yang didasarkan pada ilmu pra Newton
dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun temurun.
(Lincolin;1999:48). Ciri-ciri masyarakat tradisional adalah :
·
Produktivitas
perkapita yang rendah
·
Sumberdaya
masyarakat digunakan untuk sektor pertanian
·
Struktur
sosial masyarakat bersifat hierarkis
Meski
nuansa politik bersifat sentralistik namun kekuatan politik ada pada tuan-tuan
tanah.Tahap Prasyarat Tinggal Landas merupakan kondisi dimana
ditemukan/ditengarai dari indikasi adanya perubahan dalam masyarakat baik
dalam tatanan ekonomi, sosial dan budaya. Tahap ini masyarakatnya dalam masa
transisi, dan masyarakat mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri
(self-sustained growth). Pada tahap ini , pertumbuhan ekonomi akan terjadi
secara otomatis. Ciri-ciri masyarakat ini adalah :
·
Penerapan
ilmu pengetahuan modern
·
Munculnya
entrepreneur
·
Kenaikan
investasi
·
Perubahan
radikal masyarakat dalam ilmu pengetahuan
·
Perubahan
teknik produksi dan pengambilan resiko.
Selain
itu peran sektor pertanian memiliki peran penting dengan alasan kemajuan
sektor ini akan menjamin pasokan bahan makanan, dan kenaikan sektor pertanian
akan memperluas sektor industri. Ciri lainnya adalah terjadinya pembangunan
sarana / infrastruktur secara besar-besaran. Tahap Tinggal Landas, pada tahap
ini pertumbuhan ekonomi akan selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi
perubahan yang drastic dalam masyarakat seperti revolusi politik, inovasi,
terbukanya pasar-pasar baru, peningkatan pendapatan nasional yang melebihi
pertumbuhan penduduk, sehingga pendapatan perkapita meningkat.Selain itu kemampuan
negara untuk menggali permodalan dalam negeri juga meningkat.Meski demikian
teori ini mendapatkan respon berupa kritik diantaranya adalah tumpang tindihnya
tahapan-tahapan yang ada, periode tahap tinggal landas yang meragukan dan
adanya masyarakat yang tidak melalui tahapan tradisional.
Tahap
menuju kedewasaan, adalah suatu tahap dimana masyarakat sudah secara efektif
menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan produksi. Tahapan ini
akan terjadi pola pergeseran sektor mempimpin digantikan oleh sektor baru yang
ditengarai oleh perkembangan teknologi, kekayaan alam dan kebijakan pemerintah
yang mendukung proses peralihan tersebut. Tahap konsumsi tinggi, merupakan
tahapan terakhir dari teorinya Rostow.Pada tahap ini konsentrasi masyarakat diarahkan
pada konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi.
Negara yang berada pada posisi ini memiliki 3 macam tujuan yaitu :
·
Memperbesar
kekuasaan dan pengaruh luar negerinya, sehingga berorientasi pada liberalisme
dengan format baru.
·
Menciptakan
Negara kesejahteraan (welfare state).
·
Meningkatkan
konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok menjadi meliputi barang-barang
konsumsi tahan lama dan barang-barang mewah.
2. ALIRAN
ANALITIS
Berusaha mengungkapkan
proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan taat asas (konsisten), tetapi
sering bersifat abstrak dan kurang menekankan pada aspek empiris (historisnya).
Kajiannya bersifat deduksi teoritis.
I.
Aliran Klasik
Menurut aliran klasik
pertumbuhan ekonomi liberal disebabkan adanya pacuan antara kemajuan teknologi
dan perkembangan jumlah penduduk. Kemajuan teknologi lebih cepat dari
pertambahan jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi yang sebaliknya dan
perekonomian akan mengalami kemacetan. Kemajuan teknologi disebabkan adanya
akumulasi kapital atau kemajuan teknologi tergantung pada pembentukan kapital.
Adanya akumulasi kapital akan memungkinkan dilaksanakannya spesialisasi atau
pembagian kerja melalui mekanisme yang lebih baik sehingga produktivitas tenaga
kerja dapat bertambah. Kecepatan pembentukan kapital tergantung pada tinggi
rendahnya tingkat keuntungan. Sedangkan tingkat keuntungan ini akan menurun
setelah berlakunya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (law of
diminishing returns), karena sumberdaya alam itu terbatas.
Meningkatnya tingkat
keuntungan akan mendorong perkembangan investasi, dan investasi (pembentukan
kapital) akan menambah volume persediaan kapital (capital stock). Keadaan ini
akan memajukan tingkat teknologi dan memperbesar jumlah uang yang beredar
sehingga tingkat upah dapat naik dan selanjutnya kenaikan tingkat upah ini
berarti meningkatnya kemakmuran penduduk. Tingkat kemakmuran akan mendorong
tambahnya jumlah penduduk dan tambahnya jumlah penduduk menyebabkan berlakunya
hukum penambahan hasil yang semakin berkurang. Berlakunya hukum tersebut akan
berakibat menurunnya tingkat keuntungan dan turunnya tingkat keuntungan akan
menurunkan akumulasi kapital kembali.
Teori-teori
perkembangan dari beberapa penganut aliran Klasik diantaranya Adam Smith, David
Ricardo, dan Thomas Robert Malthus.
A. Adam
Smith
(1723 – 1790)
Seorang
pelopor pembangunan ekonomi dan laissez faire dan pelopor dalam pertumbuhan
ekonomi dalam jangka panjang. Ada dua aspek dalam pergumbuhan ekonomi yaitu
pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. (Arsyad;1999:55). Bagi Smith
potensi pasar bisa ditingkatkan bila warga masyarakat diberikan kebebasan
seluas-luasnya untuk melakukan pertukaran dan melakukan kegiatan ekonominya,
sehingga Smith bisa juga dikategorikan sebagai penganjur free trade dan laissez
faire. Jumlah penduduk menurut Smith akan meningkat bila upah diatas tingkat
upah subsisten, artinya adalah bila upah diatas tingkat subsisten maka orang
akan kawin muda, tingkat kematian menurun dan jumlah kelahiran meningkat.
Tingkat upah ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan tenaga kerja.
Upah yang tinggi akan terjadi bila permintaan tenaga kerja lebih besar
ketimbang penawaran tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja ditentukan oleh stok
modal dan tingkat output masyarakat, karenanya laju permintaan tenaga kerja
ditentukan oleh laju pertumbuhan stok modal.
B. David
Ricardo
(1772 – 1823)
Teori
david ricardo fokus kepada keunggulan komparatif. Teorinya tidak jauh beda
dengan teori Adam Smith (perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju
pertumbuhan output). Jumlah faktor produksi (SDA, tanah) tidak bisa bertambah,
sehingga akhirnya menjadi factor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu
masyarakat. Teori Ricardo ini diungkapkan dalam bukunyaberjudul The
Principles of Political Economy and Taxation (1917).
Terbatasnya
jumlah tanah (faktor produksi) , maka pertumbuhan penduduk (tenaga kerja) akan
menurunkan produk marjinal , hal ini dikenal dengan istilah The law of
diminishing returns. Peranan akumulasi modal dan kemajuan teknologi adalah
cenderung meningkatkan produktivitas tenaga kerja artinya bisa memperlambat
bekerjanya the law of diminishing returns yang pada gilirannya akan
memeperlambat pula penurunan tingkat hidup ke arah tingkat hidup minimal.
inilah inti dari proses pertumbuhan ekonomi (kapitalis) menurut Ricardo. Proses
ini tidak lain adalah proses tarik menarik antara kedua dua kekuatan
dinamis yaitu The law of diminishing returns dan kemajuan
teknologi ,yang dimenangkan oleh The law of diminishing
returns. Dalam jangka panjang perekonomian akan mencapai “stasionary
state” . Stasionary state merupakan suatu kondisi perkembangan ekonomi tidak
terjadi sama sekali dan pertumbuhan penduduk yang cepat akan menurunkan
pembangunan ke tahap yang rendah.
Ciri-ciri masyarakat mencapai
posisi stasioner:
·
tingkat
output konstan
·
jumlah
penduduk konstan
·
pendapatan
per kapita juga menjadi konstan
·
tingkat
upah pada tingkat upah minimal
·
tingkat
keuntungan minimal
·
akumulasi
modal berhenti (stok modal konstan)
·
tingkat
sewa tanah maksimal
Ada 4 perangkat teori yang
dikembangkan Ricardo, yaitu :
·
Nilai
dan harga barang
·
Teori
tentang distribusi pendapatan
·
Teori
tentang perdagangan internasional
·
Teori
tentang akumulasi dan pertumbuhan ekonomi. Tema pertumbuhan ekonomi masih pada
perpacuan antara pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output.
C. Thomas
Robert Malthus
Menurut
Malthus kenaikan jumlah penduduk ang terus menerus merpakan unsur yang perlu
untuk adanya tambahan permintaan. Tetapi kenaikan jumlah penduduk tanpa
dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur perkembangan yang lain
tentu tidak menaikan pendapatan dan tidak menaikan permintaan. Dengan demikian
tumbuhnya jumlah penduduk saja justru akan menurunkan tingkat upah dan berarti
memperendah biaya produksi. Turunnya biaya produksi akan memperbesar
keuntungan-keuntungan para kapitalis dan mendorong mereka untuk terus
berproduksi, tetapi keadaan ini sifatnya hanya sementara, sebab permintaan
efektif (effective demad) akan semakin berkurang karena pendapatan buruh juga
semakin berkurang.
Jadi
kenaikan jumlah penduduk saja bukan merupakan pendorong kemajuan ekonomi jika
tidak membawa kenaikan permintaan efektif.Menurut maltus, adanya perkembangan
ekonami diperlukan adanya kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus
menerus. Kapital akan diterima orang sebagai penghasilan tidak selalu
dibelanjakan semua untuk memenuhi kebutuhannya, melainkan ada sebagian yang
ditabung.
II.
Neo Klasik (Solow –
Swan)
Teori
ini berkembang sejak tahun 1950-an, dan dasar teori ini berpijak pada aliran
klasik.Ekonom pengembang teori ini adalah Robert Solow dan Trevor Swan. Teori
klasik mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada :
Pertambahan penyediaan
factor-faktor produksi,
·
Tingkat
kemajuan teknologi,
·
Perekonomian
akan selalu dalam keadaan full employment,
·
Kapasitas
peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu
·
COR
bersifat luwes (output tertentu dicapai dengan kombinasi modal dan
tenagakerja)
·
Keynesian
(Harrod Domar)
Teori
ini merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara
nasional dan masalah tenaga kerja.Dalam teori ini dikatakan bahwa antara modal
dan tenaga kerja tidak bisa saling menggantikan.Teori ini, fungsi produksinya
berbentuk L karena sejumlah modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output
tertentu (modal dan tenaga kerja tidak substitutif).Teori ini menyempurnakan
teorinya Keynes dengan menganalisis syarat-syarat yang dieprlukan agar
perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain,
teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa
tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth). Assumsi yang dipergunakan
dalam teori ini adalah:
·
Perekonomian
dalam keadaan full employment
·
Perekonomian
terdiri dari 2 sektor yaitu rumah tangga dan perusahaan, berarti pemerintah dan
perdagangan luar negeri tidak ada.
·
Tabungan
masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti
tabungan dimulai dari titik nol.
·
MPS
besarnya tetap.
Dalam
teori Harold Domar tersebut, fungsi produksinya berbentuk L karena sejumlah
modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output tertentu (modal dan tenaga
kerja tidak substitutif). Untuk menghasilkan output sebesar Q1 diperlukan modal
K, dan tenaga kerja L, dan apabila kombinasi itu berubah maka tingkat output
berubah. Untuk output sebesar Q2, misalnya hanya dapat diciptakan jika stok
modal sebesar K2.
3. TEORI
SCHUMPETER
Teori Inovasi Schumpeter dalam Pembangunan EkonomiTeori Schumpeter ini
pertama kali dikemukakan dalam bukunya yang berbahasa Jerman pada tahun 1911,
lalu pada tahun 1934 diterbitkan dengan berbahasa Inggris yang berjudulThe
Theory of Economic Defelopment. Kemudian Joseph Alois Schumpeter
menggambarkan teorinya yang lebih lanjut tentang proses pembangunan dan faktor
utama yang menentukan pembangunan dalam bukunya yang berjudul Business Cycles
pada tahun 1939.
Salah satu pendapat Schumpeter
yang penting adalah landasan teori pembangunannya yaitu keyakinannya bahwa
system kapitalisme merupakan system yang paling baik untuk menciptakan
pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian, Schumpeter meramalkan secara pesimis
bahwa dalam jangka panjang system kapitalisme akan mengalami kemandegan
(stagnasi). Pendapat ini sama dengan kaum klasik.
Proses
perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan
perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para innovator
atau entrepreneur (wiraswasta). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa
diterapkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur. Dan kemajuan ekonomi
tersebut diartikan sebagai peningkatan output total masyarakat.
Dalam
membahas perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan pengertian pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan ekonomi walaupun keduanya merupakan sumber peningkatan
output masyarakat. Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan
output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi
yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan
“teknologi” produksi itu sendiri. Misalnya kenaikan out put yang disebabkan
oleh pertumbuhan stok modal tanpa perubahan teknologi produksi yang lama.
Sedangkan
pembangunan ekonomi adalah kenaikan out put yang disebabkan oleh inovasi yang
dilakukan oleh para wiraswasta.Inovasi ini berarti perabaikan “teknologi” dalam
arti luar, miasalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dsb.Inovasi
tersebut menyangkut perbaikan kuantitatif dari system ekonomi itu sendiri yang
bersumber dari kreatifitas para wiraswastanya.
Pembangunan
ekonomi berawal pada suatu lingkungan social, polotik, dan teknologi yang
menunjang kreatifitas para wiraswastanya. Adanya lingkungan yang menunjang
kreatifitas akan menimbulkan beberapa wiraswasta perintis yang mencoba
menerapkan ide ide baru dalam kehidupan ekonomi. Mungkin tidak semua perintis
tersebut akan berhasil dalam melakukan inovasi. Bagi yang berhasil melakukan
inovasi tersebut akan menimbulkan posisi monopoli bagi pencetusnya. Posisi
monopoli ini akan menghasilkan keuntungan di atas keuntungan normal yang
diterima para pengusaha yang tidak berinovasi. Keuntungan monopolistis ini
merupakan imbalan bagi para innovator dan sekaligus juga merupakan rangsangan
bagi para calon innovator.Hasrat untuk berionovasi terdorong oleh adanya
harapan memperoleh keuntungan monopolistis tersebut.
§ Inovasi mempunyai 3
pengaruh yaitu :
1. Diperkenalkannya
teknologi baru
2. Menimbulkan keuntungan
yang lebih (keuntungan monopolistis) yang merupakan sumber dana penting bagi
akumulasi modal
3. Inovasi akan di ikuti
oleh timbulnya proses peniruan (imitasi) yaitu adanya pengusaha-pengusaha lain
yang meniru teknologi baru tersebut.
Proses peniruan (imitasi) pada
akhirnya akan di ikuti oleh investasi (akumulasi modal) oleh para peniru
(imitator) tersebut.
§ Proses peniruan ini
mempunyai pengaruh berupa :
1. Menurunnya keuntungan
monopolistis yang dinikmati oleh para innovator
2. Penyebaran teknologi
baru di dalam masyarakat, berarti teknologi tersebut tidak lagi menjadi
monopoli pencetusnya.
Kesemua
proses yang dijelaskan di atas meningkatkan out put masyarakat dan secara
keseluruhan merupakan proses pembangunan ekonomi. Dan menurut Schumpeter,
sumber kemajuan ekonomi yang lebih penting adalah pembangunan ekonomi tersebut.
§ Faktor-faktor
Penunjang Inovasi
Menurut Schumpeter ada 5 macam
kegiatan yang termasuk sebagai inovasi yaitu:
1. Di perkenalkannya
produk baru yang sebelumnya tidak ada
2. Di perkenalkannya cara
berproduksi baru
3. Pembukaan daerah-daerah
pasar baru
4. Penemuan sumber-sumber
bahan mentah baru
5. Perubahan organisasi
industry sehingga efisiensi industry
§ Syarat-syarat
Terjadinya Inovasi :
1. Harus tersedia cukup
calon-calon pelaku inovasi (innovator dan wiraswasta) di dalam masyarakat
2. Harus ada lingkungan social,
politik dan teknologi yang bisa merangsang semangat inovasi dan pelaksanaan
ide-ide untuk berinovasi
Sedangkan
yang dimaksud dengan innovator atau entrepreneur adalah orang-orang yang terjun
dalam dunia bisnis yang mempunyai semangat dan keberanian untuk menerapkan
ide-ide baru menjadi kenyataan.Seorang innovator biasanya berani mengambil
resiko usaha, karena memang ide-ide baru tersebut belum pernah diterapkan
secara ekonomis sebelumnya. Biasanya mereka berani mengambil resiko usaha
tersebut karena :
1. Adanya kemungkinan bagi
mereka meraih keuntungan monopolistis
2. Adanya semangat dan
keinginan mereka untuk bisa mengalahkan saingan-saingan mereka melalui ide-ide
baru
Menurut Schumpeter hanya mereka
yang berani mencoba dan melaksanakan ide-ide baru yang bisa disebut
entrepreneur sedangakan pengusaha yang secara hanya mengelola secara rutin
perusahaannya bukan entrepreneur melainkan hanyalah seorang manajer. Kunci
dalam proses inovasi adalah terdapatnya lingkungan yang menunjang inovasi
tersebut. Menurut Schumpeter, system kapitalis dan bebas berusaha yang didukung
oleh lembaga-lembaga social politik yang sesuai merupakan lingkungan yang
paling subur bagi timbulnya innovator dan inovasi. Hanya dalam system inilah
menurutnya semangat berinovasi paling tinggi.
Selain itu ada 2 faktor lain yang
menunjang terlaksananya inovasi yaitu :
1. Tersedianya cadangan
ide-ide baru secara memadai
2. Adanya system
perkreditan yang bisa menyediakan dana bagi para entrepreneur merealisir
ide-ide tersebut jadi kenyataan.
Runtuhnya Kapitalisme:
1. System kapitalis merupakan
system yang paling cocok bagi timbulnya inovasi, pembangunan ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi. Dengam demikian menurut Schumpeter bagi Negara-negara
sedang berkembang yang berusaha mengejar kemajuan ekonomi (pertumbuhan out put)
maka system kapitalisasi tersebut sangat sesuai untuk diterapkan.
2. Schumpeter berpendapat
bahwa dalam jangka panjang sistem kapitalis akan meningkatkan pendapatan
perkapita masyarakat sekaligus distribusi pendapatannya merata. Distibusi
pendapatan yang semakin merata ini disebabkan oleh adanya inovasi-inovasi yang
akan mengarah kepada barang-barang yang di konsumsi oleh orang banyak sehingga
barang-barang menjadi melimpah.
3. Menurut Schumpeter bahwa
dalam jangka panjang system kapitalis akan “runtuh” karena adanya transformasi
gradual di dalam system tersebut menuju kearah system yang lebih sosialistis.
Ciri dari system kapitalis itu sendiri akan berubah justru karena kesuksesannya
dalam mencapai kemajuan ekonomi dan kemakmuran. Dengan semakin makmurnya
masyarakat maka akan terjadi proses perubahan kelembagaan dan perubahan
pandangan masyarakat yang semakin jauh dari system kapitalis asli.
4. TEORI
KETERGANTUNGAN (DEPENDENCY)
Menurut
Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan dimana
kehidupan ekonomi negara – negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan
ekspansi dari kehidupan ekonomi negara – negara lain, di mana negara – negara
tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja. Negara – negara
pinggiran yang pra-kapitalis merupakan Negara – negara yang tidak dinamis, yang
memakai cara produksi Asia yang berlainan dengan cara produksi feodal Eropa
yang menghasilkan kapitalisme. Negara – negara pinggiran ini, setelah disentuh
oleh kapitalis maju, akan bangun dan berkembang mengikuti jejak Negara – negara
kapitalis maju. Namun terdapat kritikan mengenai teori tersebut, bahwa
negara-negara pinggiran yang pra-kapitalis mempunyai dinamika sendiri yang bila
disentuh oleh Negara – negara kapitalis maju, akan berkembang secara mandiri.
Justru karena Negara – negara kapitalis maju ini perkembangan Negara – negara
pinggiran menjadi terhambat.
Dos Santos menguraikan 3 bentuk
ketergantungan:
1.
Ketergantungan
Kolonial
Terjadi penjajahan
dari negara pusat ke negara pinggiran.Kegiatan ekonominya adalah ekspor
barang-barang yang dibutuhkan negara pusat.Hubungan penjajah – penduduk sekitar
bersifat eksploitatif
2.
Ketergantungan
Finansial-Industrial:
Negara pinggiran
merdeka tetapi kekuatan finansialnya masih dikuasai oleh negara-negara
pusat.Ekspor masih berupa barang – barang yang dibutuhkan negara pusat.Negara
pusat menanamkan modalnya baik langsung maupun melalui kerjasama dengan
pengusaha lokal.
3.
Ketergantungan
Teknologis-Industrial:
Bentuk ketergantungan
baru.Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah
untuk negara pusat.Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara
pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran. Meskipun demikian
teknologi dan patennya masih dikuasai oleh negara pusat.
Dos Santos membahas juga struktur
produksi dari sebuah proses industrialis, bahwa:
1.
Upah
yang dibayarkan kepada buruh rendah sehingga daya beli buruh rendah.
2.
Teknologi
padat modal memunculkan industri modern, sehingga: Menghilangkan lapangan kerja
yang sudah ada. Menciptakan lapangan kerja baru yang jumlahnya lebih
sedikit.Larinya keuntungan ke luar negeri membuat ketiadaan modal untuk
membentuk industri nasional sendiri.Oleh sebab itu, kapitalisme bukan kunci
pemecahan masalah melainkan penyebab munculnya masalah ini.
Henrique Cardoso
dengan gagasannya “Associated-Dependent Development”menyatakan bahwa
produksi dapat dilakukan di Negara – negara pinggiran karena adanya
perlindungan sistem paten. Selain itu kebijakan proteksi dan bea masuk
mendorong perusahaan multinasional untuk membangun perusahaan di negara
pinggiran. Meskipun demikian, industrialisasi di negara pusat dan pinggiran
tetap berbeda.
Sifat – sifat industrialisasi di
negara pinggiran adalah sebagai berikut:
·
Ketimpangan
pendapatan yang makin besar.
·
Menekankan
pada produksi barang – barang konsumsi mewah dan bukan barang – barang yang dibutuhkan
rakyat.
·
Mengakibatkan
utang yang semakin tinggi jumlahnya dan menghasilkan kemiskinan.
·
Kurang
terserapnya tenaga kerja.
Peter Evans dengan
gagasannya “Dependent Development” menyatakan bahwa produksi sudah diserahkan
ke negara pinggiran karena adanya kemajuan teknologi dan menguatnya rasa
nasionalisme negara pinggiran.Dalam dependent development terjadi pembangunan
industrialisasi di negara pinggiran dengan kerjasama borjuis lokal, muncul
perusahaan multinasional raksasa, otak perusahaan tersebut berada di negara
pusat dan cabang – cabang yang ada dinegara pinggiran hanya boleh
mengambil keputusan operasional di cabang tersebut. Kerjasama antara pemerintah
lokal dan
modal asing bersifat kerjasama ekonomi sehingga mendorong terjadinya proses
industrialisasi. Sedangkan kerjasama antara pemerintah dengan borjuis local
bersifat politis untuk mendapatkan legitimasi politik, kaitannya dengan
nasionalisme negara tersebut.Nasionalisme yg ada di negara pinggiran tidak
dimaksudkan untuk membuat negara tersebut menjadi mandiri tetapi sebagai alat
untuk memeras perusahaan multinasional tersebut.
Robert A. Packenham
(1974), mengajukan kritik atas teori ketergantungan dengan menyebutkan kekuatan
teori ketergantungan dan kelemahan teori ketergantungan.
Menurut Packenham, kekuatan
teori ketergantungan antara lain:
·
Menekankan
pada aspek internasional.
·
Mempersoalkan
akibat dari politik luar negeri (industri terhadap pinggiran).
·
Mengkaitkan
perubahan internal negara pinggiran dengan politik luar negeri negara maju.
·
Mengaitkan
antara analisis ekonomi dengan analisis politik.
·
Membahas
antar kelas
dalam negeri dan hubungan kelas antar negara dalam konteks
internasional.
·
Memberikan
definisi yang berbeda tentang pembangunan ekonomi (tentang kelas – kelas sosial, antar daerah dan antar negara).
Sedangkan kelemahan teori
dependensi antara lain:
·
Hanya
menyalahkan kapitalisme.
·
Konsep
kunci yang kurang jelas termasuk istilah “ketergantungan”.
·
Ketergantungan
dianggap sebagai konsep yang dikotomis.
·
Tidak
ada kemungkinan lepas dari ketergantungan.
·
Ketergantungan
dianggap sebagai sesuatu yang negatif.
·
Ketergantungan
tidak melihat aspek psikologis.
·
Ketergantungan
menyepelekan konsep nasionalisme.
·
Teori
Ketergantungan sangat normatif dan subyektif.
·
Hubungan
antarnegara dalam teori ketergantungan bersifat zero-sum game (kalau yang satu
untung, yang lain rugi), padahal kenyataannya tidak ada hubungan yang bersifat
seperti itu.
·
Karena konsepnya tidak jelas maka tidak dapat
diuji kebenarannya, sehingga teori ini menjadi tautologies (selalu benar).
·
Menganggap
aktor politik sebagai boneka dari kepentingan modal asing.
·
Kajian
yang kurang rinci dan tajam akibatnya teori ini kurang dapat dipergunakan untuk
menganalisis dengan tajam.
Teori ketergantungan
dari John A Hobson.menjelaskan imperialisme dan kolonialisme melalui motivasi
keuntungan ekonomi. Teori ini merupakan kelompok teori Gold, yang menjelaskan,
bahwa terjadinya imperialisme karena adanya dorongan untuk mencari pasar dan
investasi yang lebih menguntungkan. Ketika pasar dalam negeri telah jenuh atau
pasar dalam negeri terbatas, maka mereka mencari pasar baru di Negara – negara
lain. Menurut Vladimir Ilich Lenin, imperialisme merupakan puncak kapitalisme.
Kapitalisme yang semula berkembang dari kompetisi pasar bebas, mematikan perusahaan
– perusahaan lain dan memunculkan kapitalisme yang menguasai pasar. Walaupun
bentuknya pada jaman sekarang ini tidak menggunakan armada militer, namun
dampaknya tetap saja merugikan negara yang menjadi objek penanaman investasi
mereka.
Teori ketergantungan
pada dasarnya menyetujui, bahwa yang menjadi penyebab ketergantungan adalah
kekurangan modal dan kurangnya tenaga ahli. Tetapi faktor penyebabnya adalah
proses imperialisme dan neo imperialisme yang menyedot surplus modal yang
terjadi di negara pinggiran ke negara pusat. Akibat pengalihan surplus ini,
negara pinggiran kehilangan surplus utama yang dibutuhkan untuk membangun
negerinya. Maka, pembangunan dan keterbelakangan merupakan dua aspek dari
sebuah proses global yang sama. Proses global ini merupakan proses kapitalisme
dunia. Di kawasan yang satu, proses itu melahirkan pembangunan, di kawasan yang
lain, menyebabkan lahirnya keterbelakangan.
Keterbelakangan yang
dialami oleh negara-negara berkembang yang telah secara intensif mendapat
bantuan dari negara-negara maju menyebabkan ketidakpuasan terhadap asumsi –
asumsi yang dikemukakan oleh teori modernisasi.Keadaan ini menimbulkan reaksi
keras dari para pemerhati masalah – masalah sosial yang kemudian mendorong
timbulnya teori dependensi. Teori ini menyatakan bahwa karena sentuhan
modernisasi itulah Negara – negara dunia ke-tiga kemudian mengalami kemunduran
(keterbelakangan), secara ekstrim dikatakan bahwa kemajuan atau kemakmuran dari
negara-negara maju pada kenyataannya menyebabkan keterbelakangan dari Negara –
negara lainnya (the development of underdevelopment); siapa sebenarnya yang
menolong dan siapa yang ditolong ?. Andre Gunter Frank (1967) dianggap sebagai
salah seorang tokoh pencetus teori Dependensi ini mengatakan bahwa
keterbelakangan justru merupakan hasil dari kontak yang diadakan oleh
negara-negara berkembang dengan negara-negara maju. Asumsi dasar dari teori
Dependensi mencakup:
1.
Keadaan
ketergantungan dilihat sebagai suatu gejala yang sangat umum, berlaku bagi seluruh
negara dunia Ketiga.
2.
Ketergantungan
dilihat sebagai kondisi yang diakibatkan oleh ‘faktor luar’.
3.
Permasalah
ketergantungan lebih dilihat sebagai masalah ekonomi, yang terjadi akibat
mengalirnya surplus ekonomi dari negara dunia Ketiga ke negara maju.
4.
Situasi
ketergantungan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses polarisasi regional
ekonomi global.
5.
Keadaan
ketergantungan dilihatnya sebagai suatu hal yang mutlak bertolak belakang
dengan pembangunan.
Teori Dependensi ini
bukannya tanpa kekurangan, bahkan kritik yang dilomtarkan mungkin lebih banyak
dari sanggahan terhadap teori Modernisasi (Suwarsono-So, 1991: 137).Salah satu
persoalan yang luput dari perhatian teori Dependensi adalah kurangnya
pembahasan tentang kolonialisme yang pernah tumbuh subur dikebanyakan negara-negara
berkembang. Menurut perspeksif Dependensi, pemerintahan kolonial didirikan
dengan tujuan menjaga stabilitas pemerintahan jajahan, dan pemerintahan ini
tidak akan pernah dibentuk dengan tujuan untuk membangun negara pinggiran.
Dua orang pemerhati
masalah pembangunan di Indonesia, Sritua Arief da Adi Sasono (1984) berusaha
melihat masalah pembangunan ini dari sisi yang berbeda dengan apa yang
dikembangkan Koentjaraningrat sebelumnya; mereka menggunakan teori Dependensi
untuk menjelaskan persoalan pembangunan politikonomi Indonesia. Kajiannya
dimulai dengan menguji kembali warisan kolonial Belanda yang ditinggalkan;
seperti kebanyakan analisa sejarah yang lain tentang Indonesia, rentang weaktu
kajian dimulai sejak diberlakukannya sistem tanam paksa.Bagi mereka,
pelaksanaan tanam paksa dijadikan sebagai ‘pangkal tolak untuk melihat banguan
struktural yang diwarisi Indonesia pada waktu negara ini merdeka’
(Suwarsono-So, 1991: 131).
Arief dan Sasono
berpendapat bahwa sistem tanam paksa merupakan salah satu faktor terpenting
yang bertanggung jawab terhadap berkembang suburnya keterbelakangan dan
kemiskinan di Indonesia; selama masa tanam paksa tersebut telah terjadi
pengalihan surplus ekonomi dari Indonesia ke Belanda dalam jumlah yang sangat
besar. Disamping itu tanam paksa juga telah menjadikan semakin kecilnya jumlah
petani yang berkecukupan, yang dengan kata lain telah membantu memperbanyak
kaum ‘proletariat desa’. Dalam proses tanam paksa itu ternyata, fihak kolonial
tidak ‘bekerja sendirian’, disini ada keterlibatan pemerintah lokal dalam
membantu ‘keberhasilan’ sistem tanam paksa. ‘Dalam proses eksploitasi ini telah
terjalin aliansi antara pemerintah kolonial Belanda di Indonesia …. Dan pihak –
pihak penguasa feodal di Indonesia….’; pertalian kerja sama yang demikian tidak
sulit untuk terjadi, keadaan mana membuat kaum aristokrat dan kaum feodal
Indonesia memperoleh keuntungan ekonomis’ sekalipun jika dicermati, amat jauh
lebih kecil bila dibandingkan dengan yang diterima oleh pemerintahan kolonial.
Dalam kajian kurun
waktu yang berbeda Arief dan Sasono mencoba menguji proses pembangunan
Indonesia setelah era kemerdekaan, khususnya pada masa pembangunan ekonomi
pemerintahan orde baru; obyek kajiannya menggunakan lima tolok ukur, yang
akhirnya pada suatu kesimpulan bahwa situasi ketergantungan dan keterbelakangan
sebagian besar telah atau sedang mewujud di Indonesia. Lima tolok ukur
yang digunakan yaitu:
pertama, pertumbuhan
ekonomi, pada masa ini ditandai dengan semakin lebarnya perbedaan antara
kelompok yang mampu dan kelompok yang tidak mampu dengan ciri golongan miskin
ternyata menjadi semakin miskin; keadaan ini bisa terjadi karena hancurnya
industri kecil di perdesaan diserta dengan berkurangnya kesempatan kerja di
sektor pertanian dengan tidak diimbangi oleh timbulnya peluang kerja di sektor
industri di perkotaan.
kedua, penyerapan
tenaga kerja, Industri yang dikembangkan dengan semangat teknologi padat
modal ternyata ‘tidak banyak menyerap tenaga kerja’, sementara sektor pertanian yang telah mengalami derasnya proses mekanisasi tidak lagi mampu menampung tenaga kerja sebesar yang pernah dimiliki pada masa sebelumnya. Dalam keadaan yang demikian, maka tenaga kerja tidak memiliki pilihan lain yang tersedia, kecuali tterjun dalam pasar tenaga kerja sektor jasa.
modal ternyata ‘tidak banyak menyerap tenaga kerja’, sementara sektor pertanian yang telah mengalami derasnya proses mekanisasi tidak lagi mampu menampung tenaga kerja sebesar yang pernah dimiliki pada masa sebelumnya. Dalam keadaan yang demikian, maka tenaga kerja tidak memiliki pilihan lain yang tersedia, kecuali tterjun dalam pasar tenaga kerja sektor jasa.
ketiga, proses
industrialisasi, proses industrialisasi yang terjadi di Indonesia merupakan
proses industri subtitusi impor yang dikembangkan memiliki sifat ketergantungan
modal dan teknologi asing yang tinggi, dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang
terjadi bukan merupakan pertumbuhan ekonomi yang bersentrum kedalam negeri, dan
tidak berdasar pada dinamika yang ada.
keempat, pembiayaan
pembangunan, karena sifat pertumbuhan ekonomi yang dimiliki dan model
industrialisasi yang dipilih, mau tidak mau, hanya memiliki satu pilihan yaitu
kebutuhan untuk selalu memperoleh modal asing, fenomena yang jelas
menggambarkan suatu ketergantungan
kepada fihak lain.
kelima, persediaan
bahan makanan, bahwa sampai akhir tahun 1970 ternyata bangsa Indonesia belum memiliki
kemampuan swasembada pangan, sehingga tidk mengherankan bila banyak dijumpai
kebijaksanaan yang mengarah pada pencapaian tujuan ini.
Satu hal yang menarik
dalam kajian dari masalah – masalah sosial adalah terbukanya kemungkinan
berbagai disiplin ilmu yang ternaung dalam rumpun ilmu – ilmu sosial untuk
melakukan kajian terhadap satu persoalan yang sama menurut kerangka pendekatan
masing – masing obyek perhatiannya. Terjadinya dinamika dalam masyarakat
membuka dan mendorong masing-masing disiplin ilmu untuk mendinamisir teori –
teori yang telah dikembangkannya, fenomena ini sebenarnya secara tidak lengsung
sebagai tanggapan dari pandangan Thomas Khun (1966) tentang paradigma ilmu
pengetahuan dalam “The Structure Of Scientific Revolution”. Banyaknya pendekatan
terhadap satu masalah yang selama ini sebenarnya memberikan keuntungan bagi
perkembangan ilmu sosial secara umum karena:
a)
masalah
itu dapat ditempatkan dan diterangkan secara proporsional dan obyektif.
b)
setiap
bidang ilmu saling berkontribusi dan melengkapi kekurangannya masing – masing.
c)
teori-teori
yang berkembang dalam ilmu sosial menjadi semakin kokoh.
Bangsa Indonesia tidak
bisa luput dari fenomena pembangunan, cepat atau lambat, besar atau kecil,
mudah atau sukar, proses pembangunan ini perlu untuk dilakukan. Berbagai cara
untuk mencapainya diupayakan, yaitu dengan pemanfaatan secara optimal segala
aspek sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada, sehingga mempunyai
peran penting dalam lingkup lokal maupun global; sedemikian jauh jarak antara
perbedaan tingkat kehidupan antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat
negara maju lainnya, sehingga ‘harus’ dilakukan semacam ‘percepatan’ perubahan.
Bahkan Alisyahbana menekankan secara tegas, bahwa perubahan masyarakat
Indonesia itu harus mengacu pada nilai – nilai intelektualisme, individuliasme,
egoisme, dan materialisme seperti yang hidup pada masyarakat Barat, nilai –
nilai mana yang dianggap ekstrim atau bahkan tabu oleh sebagian besar warga
masyarakat Indonesia. Analisa tentang proses pembangunan itu tidak semudah
pengerjaan di belakang meja dan menurut alur logika saja, karena proses ini
mengandung berbagai nilai – nilai dan perkembangan yang sulit untuk
diperhitungkan; fenomena mana yang menjadikan kajian tentang masalah - masalah sosial tidak
kering dan mati.
2.Kelebihan dan Kelemahan Masing-Masing Teori
Adam
Smith
(1723 – 1790
Kelebihan dan kekurangan teorinya adalah :
1.
Kelebihan:
2.
Kekurangan:
·
Pembagian
masyarakat secara lugas (antara kapitalis & buruh).
·
Alasan
tidak adil bagi kegiatan menabung (yang menabung hanya kapitalis, tuan tanah,
lintah darat).
·
Asumsi
yang tidak realistis tentang persaingan sempurna. (kebijaksanaan pasar bebas
dari persaingan sempurna tidak ditemukakan di dalam perekonomian manapun.
David
Ricardo
(1772 – 1823)
Kelebihan dan kekurangan teorinya adalah :
1.
Kelebihan:
·
Pembangunan
pertanian (pembangunan pertanian sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi)
·
Tingkat
keuntungan (pemupukan modal tergantung pada kenaikan keuntungan)
·
Pentingnya
tabungan (tabungan sangat penting bagi pemupukan modal)
·
Perdagangan
L/N (perdagangan L/N akan membawa pemanfaatan sumberdaya secara maksimum &
meningkatkan pendapatan.
·
Teori
dinamis (perubahan penduduk, upah, sewah, keuntungan & lainnya terhadap
pembangunan ekonomi)
2.
Kekurangan:
·
Mengabaikan
pengaurh teknologi.
·
Pengertian
yang salah tentang keadaan stationer.
·
Pengertian yang salah tentang
penduduk.
·
Kebijaksanaan
pasar bebas yang tidak dapat diterapkan.
·
Mengabaikan
faktor-faktor kelembagaan.
·
Teori
Ricardo adalah teori distribusi, bukan teori pertumbuhan.
·
Tanah
juga menghasilkan selain gandum.
·
Modal
dan buruh bukan koefisien tetap.
·
Mengabaikan
tingkat suku bunga.
Thomas
Robert Malthus
Kelebihan dan kekurangan teorinya adalah :
1.
Kelebihan:
2.
Kekurangan:
·
Pandangan negatif terhadap akumulasi modal.
·
Stagnasi sekuler tidak melekat pada akumulasi modal.
·
Komoditi tidak dipertukarkan dengan komuditi, tetapi
dengan TK.
·
Konsumen tidak produktif memperlambat kemajuan.
·
Dasar tabungan bersisi satu.
TEORI SCHUMPETER
Kelebihan dan kekurangan teorinya adalah :
1.
Kelebihan:
2.
kekurangan:
·
Teorinya
seluruhnya didasarkan pada INOVATOR yang dianggap sebagai pribadi yang ideal.
·
Pembangunan
ekonomi akibat dari SIKLIS (perubahan pasang surut). Yang sebenarnya perubahan
yang berkesinambungan.
·
Perubahan
SIKLIS adalah akibat dari inovasi, hal ini tidaklah benar (siklis disebabkan;
psikologis, natural, finasial).
·
Inovasi
sebagai sebab utama pembangunan ekonomi.
·
Lebih
menekankan pentingnya kredit bank.
·
Analisis
mengenai proses peralihan kapitalis ke sosialis tidak benar.
TEORI
KETERGANTUNGAN (DEPENDENCY)
Kelebihan dan kekurangan teorinya adalah :
1.
Kelebihan:
·
Menekankan aspek interrnasional
·
Mempersoalkan akibat dari politik luar negeri.
·
Membahas proses internal dari perubahan di
negara-negara pinggiran.
·
Menekankan pada kegiatan sektor swasta dalam hubungannya
dengan kegiatan perusahaan-perusahaan multinasional.
·
Membahas hubungan antar kelas yang ada di dalam negeri.
·
Mempersoalkan bagaimana kekayaan nasional ini dibagikan
antar kelas-kelas sosial, antar daerah, dan antar negara.
2.
Kekurangan:
·
Menyalahkan hanya kapitalisme sebagai penyebab dari
ketergantungan.
·
Konsep-konsep inti, termasuk konsep ketergantungan itu
sendiri àkurang didefinisikan secara jelas.
·
Hanya didefinisikan sebagai konsep dikotomi.
·
Sedikit sekali dibicarakan tentang proses yang
memungkinkan sebuah negara dapat lepas dari teori tersebut.
·
Selalu dianggap sebagai sesuatu yang negatif.
·
Kurang membahas dengan teori lain (otonomi).
1. Teori
Pertumbuhan Lainnya
TEORI
PERTUMBUHAN MENURUT ALIRAN BARU
Teori pertumbuhan yang akan
dibahas disini adalah teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh pemenang hadiah
Nobel, W. W. Rostow. Menurut Rostow proses pertumbuhan dapat dibedakan atas
lima tahap dan setiap negara di dunia ini dapat digolongkan ke dalam salah satu
diantaranya. Tahap-tahap pertumbuhan tersebut dikaji atas :
1.
masyarakat tradisional (the traditional society);
2.
prasyarat untuk lepas landas ( the preconditions for take off);
3.
lepas landas (the take off)
4.
tingkat kematangan (maturity);
5.
masa konsumsi tinggi ( the age of high mass consumption)
Yang dimaksud dengan masyarakat
tradisional adalah mayarakat yang dalam kehidupannya masih menggunakan
cara-cara yang sangat sederhana (primitif), cara berpikirnya tidak rasional,
kebiasaan hidupnya didasarkan pada warisan dari nenek moyang . Oleh karena
hal-hal tersebut, tingkat produktivitas pun sangat terbatas. Dalam keadaan
seperti itu Rostow mengemukakan bahwa pembangunan ekonomi akan menyebabkan
terjadinya perubahan segala aspek kehidupan mereka.
Pada masa transisi :
1.
Masyarakat mulai sadar terhadap pentingnya pembangunan ekonomi
2. Lebih
terbuka terhadap ide-ide baru demi kemajuan hidupnya. Masa itu disebut
sebagai masa peralihan atau prasyarat lepas landas.
3.
Peranan ilmu pengetahuan pada masa itu sudah mulai aktif.
Setingkat diatas masa peralihan
dinamakan masa lepas landas. Masa ini ditandai oleh adanya :
1.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat
2.
Industri dan jasa
3.
Pendayagunaan sumberdaya manusia secara optimal
Biasanya, setelah industri berkembang
dengan pesat, suatu negara mulai mapan kehidupan ekonominya, artinya :
1. Sifat
ketergantungan kepada negara lain telah dapat diatasi. Masa itu disebut
sebagai masa perekonomian yang matang.
2.
Negara yang telah matang kehidupan perekonomiannya biasanya telah mampu
memanfaatkan segala sumberdaya, baik alam maupun manusiasecar maksimal. Masa
ini juga ditandai dengan adanya kritik terhadap berbagai hasil industrialiasi
dan mulai menonjolkan peranan bidang jasa dalam kehidupan ekonominya.
Tahap akhir menurut pandangan
Rostow yakni tahap konsumsi tinggi.Pada tahap ini masyarakat hanya tinggal
memikirkan kesehjahteraan saja, berbagai masalah produksi dan distribusi
dikesampingkan. Maka ini ditandai dengan adanya :
1.
perluasan pengaruh atau kekuasaan ke negara lain
2. upaya
secara terencana bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat dengan
mencukupi segala kebutuhan
hidupnya.
KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi adalah proses
dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan
nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang
bila terjadi pertumbuhan output riil.
Banyak
para ahli yang mengemukakan tentang teori dan model pertumbuhan ekonomi seperti
teori inovasi Schum Peter, model pertumbuhan ekonomi Harrot-Domar,model
Input-Output Leontief model pertumbuhan Lewis, dan model
pertumbuhan ekonomi Rostow. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi
oleh elemen-elemen pertumbuhan ekonomi.
Beberapa elemen pertumbuhan
ekonomi tersebut yaitu ;
• sumber-sumber
alam,
• sumber-sumber
tenaga kerja,
• kualitas
tenaga kerja yang rendah,
• akumulasi
kapital.
Dalam pertumbuhan ekonomi
peran pemerintah sangat penting untuk mendukung menciptakan suasana yang
kondusif sehingga laju ekonomi dapat dicapai dengan baik.
Apabila suasana kondusif dalam
suatu negara sudah tercipta maka minat para investor untuk menanamkan
modalnya akan meningkat, persaingan perdagangan bagus dan masyarakat akan
merasa aman dalam melakukan aktifitas sehari-harinya.
Mantappp brooooo!!!!
BalasHapusartikelnya sangat bermanfaat, jangan lupa kunjungi juga teori pembangunan menerut ekonom klasik dibawah yah
BalasHapus1. Teori Pembangunan Adam Smith
2. Teori Pembangunan David Ricardo
3. Teori Pembangunan Malthus
4. Teori Pembangunan John Stuart Mill
5. Teori Pembangunan Karl Marx